Siapa sih yang nggak kenal sama dumpling? Makanan yang satu ini bener-bener bikin siapa aja ngiler. Nah, di antara banyaknya varian dumpling, dua yang paling sering kita dengar adalah gyoza dan jiaozi. Mungkin kamu pernah makan salah satunya, atau bahkan dua-duanya. Tapi, tahu nggak sih bedanya apa?
Di artikel ini, kita bakal ngulik lebih jauh soal gyoza dan jiaozi, dua jenis dumpling yang sering bikin bingung orang. Yuk, kita bahas dari asal-usul, cara pembuatan, hingga perbedaan rasa keduanya. Stay tuned!
Apa Itu Gyoza dan Jiaozi?
Gyoza adalah dumpling khas Jepang yang berbentuk setengah lingkaran dengan kulit tipis. Biasanya di isi daging cincang, bawang putih, kucai, dan sayuran. Cara memasaknya unik, yakni di goreng sedikit sebelum di kukus, sehingga menghasilkan tekstur crunchy di bawah dan lembut di atas. Rasanya perpaduan gurih dan juicy yang memanjakan lidah.
Sementara itu, jiaozi berasal dari Tiongkok dan telah ada selama ribuan tahun. Bentuknya mirip gyoza, namun kulitnya lebih tebal dan memiliki variasi isian yang lebih banyak, seperti udang dan sayuran. Jiaozi sering terlihat saat perayaan besar, terutama saat Tahun Baru Imlek, menjadikannya makanan yang kaya akan tradisi dan makna.
Asal Usul Gyoza dan Jiaozi
Meski gyoza berasal dari Jepang dan jiaozi dari Tiongkok, keduanya memiliki sejarah yang saling terhubung. Jiaozi pertama kali muncul di Tiongkok pada zaman Dinasti Han dan awalnya sebagai obat untuk penyakit dingin di musim salju. Karena praktis dan mudah diisi berbagai bahan, jiaozi pun menjadi sangat populer.
Gyoza terinspirasi dari jiaozi ketika tentara Jepang mencicipi dumpling ini saat menginvasi Tiongkok di era Perang Dunia II. Mereka membawa ide tersebut pulang ke Jepang, yang kemudian menghasilkan versi yang lebih kecil dan renyah. Meskipun mirip, gyoza dan jiaozi memiliki ciri khas dan rasa yang berbeda.
Perbedaan Rasa dan Tekstur
Kalau kita ngomongin soal rasa dan tekstur, gyoza dan jiaozi jelas punya keunikan masing-masing. Gyoza memiliki kulit yang lebih tipis dan sering dimasak dengan teknik pan-frying, sehingga teksturnya crispy di bagian bawah. Rasa bawang putih di gyoza juga lebih kuat, memberikan aroma dan rasa yang lebih menggigit.
Sementara itu, jiaozi sering dimasak dengan cara direbus, dikukus, atau kadang digoreng. Kulit jiaozi yang lebih tebal memberikan sensasi kenyal saat di gigit. Isian jiaozi juga sangat variatif, karena di Tiongkok, dumpling ini bisa diisi dengan berbagai bahan sesuai daerahnya, termasuk ikan dan makanan laut.
Mana yang Lebih Enak?
Susah banget jawab pertanyaan ini, karena semuanya tergantung selera! Kalau kamu suka yang lebih ringan dan garing, mungkin kamu bakal lebih suka gyoza. Tapi kalau kamu lebih suka dumpling yang tebal dan berisi, jiaozi pasti jadi pilihanmu.
Oh ya, cara makan kedua dumpling ini juga beda, lho. Biasanya, gyoza di Jepang di makan dengan saus yang terbuat dari campuran kecap asin, cuka, dan minyak cabai. Sementara jiaozi di Tiongkok di makan dengan cuka hitam atau bahkan tanpa saus sama sekali karena rasanya udah cukup berani.
Gyoza dan Jiaozi di Indonesia
Kabar baik buat kamu para pecinta dumpling, baik gyoza maupun jiaozi udah gampang banget di temuin di Indonesia. Restoran Jepang biasanya punya gyoza sebagai menu pembuka. Sedangkan jiaozi bisa kamu temuin di restoran Chinese food atau bahkan di stand makanan pinggir jalan.
Dengan berbagai pilihan isian dan cara masak, kamu bisa pilih mana yang sesuai dengan selera. Mau gyoza yang lebih crunchy atau jiaozi yang lebih chewy? Semua ada di sini!
Kesimpulan
Gyoza dan jiaozi sama-sama dumpling yang nikmat dan memiliki keunikan tersendiri. Meskipun asal-usulnya berbeda, keduanya populer di seluruh dunia. Gyoza yang tipis, crunchy, dan gurih berlawanan dengan jiaozi yang tebal, kenyal, dan beragam isian. Jadi, tinggal pilih mana yang sesuai selera kamu atau coba keduanya—siapa tahu bisa jadi ide bisnis yang menarik!
