Hati-Hati! Risiko Memecah Batu Gunung yang Wajib Diketahui

Risiko memecah batu gunung sangat tinggi dan membutuhkan kewaspadaan ekstra. Pekerjaan ini berat serta berbahaya, terutama karena pekerja melakukannya untuk keperluan konstruksi seperti membangun jalan, jembatan, atau gedung. 

Meskipun tampak sederhana, prosesnya memerlukan cara memecah batu gunung yang benar, tenaga fisik yang besar serta peralatan khusus.

Para pekerja juga harus menghadapi berbagai risiko yang bisa berakibat fatal jika tidak diantisipasi dengan baik. Artikel ini akan membahas risiko utama dalam pekerjaan memecah batu gunung.

Resiko Memecah Batu Gunung

Resiko Memecah Batu Gunung

1. Cedera Fisik Akibat Pecahan Batu

Pecahan batu yang terlempar saat proses pemecahan dapat mengenai tubuh pekerja dengan kecepatan tinggi. Bagian yang paling rentan terkena dampaknya adalah mata, wajah, dan tangan, sehingga berisiko mengalami cedera serius.

Jika tidak menggunakan alat pelindung diri seperti kacamata safety, sarung tangan, dan helm, pekerja bisa mengalami luka robek, memar, atau bahkan cedera yang lebih parah.

Oleh karena itu, pekerja harus melakukan pekerjaan dengan cara memecah batu gunung dengan benar dan penggunaan perlengkapan keselamatan serta kewaspadaan saat bekerja sangat penting untuk mengurangi risiko cedera.

2. Gangguan Pernapasan

Proses pemecahan batu menghasilkan debu yang dapat terhirup oleh pekerja. Dalam jangka panjang, paparan debu yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan pernapasan seperti silikosis atau penyakit paru-paru lainnya.

Debu halus yang masuk ke saluran pernapasan dapat menumpuk di paru-paru, menyebabkan sesak napas, batuk kronis, dan penurunan fungsi paru-paru. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa berujung pada penyakit yang lebih serius dan permanen.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pekerja untuk menggunakan masker khusus (seperti respirator) dan memanfaatkan sistem penyemprotan air untuk mengurangi debu demi kesehatan mereka. 

3. Cedera Akibat Alat Kerja

Pekerja sering menggunakan alat berat seperti palu, pahat, dan mesin pemecah batu dalam proses kerja mereka. Jika alat-alat ini digunakan tanpa kehati-hatian atau dalam kondisi yang kurang baik, risiko cedera menjadi sangat tinggi, mulai dari luka robek, memar, hingga patah tulang.

Penggunaan alat yang aus atau rusak juga dapat meningkatkan kemungkinan kecelakaan, seperti terpelesetnya pahat atau gagalnya mesin saat beroperasi.

Oleh karena itu, pekerja harus selalu memeriksa kondisi peralatan sebelum menggunakannya serta mengikuti prosedur keselamatan kerja yang benar. Selain itu, pelatihan mengenai teknik penggunaan alat yang aman juga dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan.

4. Risiko Tertimpa Batu

Batu-batu besar yang tidak stabil dapat jatuh secara tiba-tiba, menimbulkan risiko kecelakaan serius bagi pekerja. Jika tidak diantisipasi dengan baik, batu yang runtuh bisa menyebabkan cedera parah, seperti patah tulang atau bahkan tertimpa hingga fatal.

Oleh karena itu, pekerja harus selalu waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar dan memahami teknik yang benar dalam menata serta memindahkan batu.

5. Kelelahan dan Dehidrasi

Sinar matahari langsung yang kuat dan durasi kerja yang lama menuntut pekerja untuk beristirahat dan mengonsumsi air yang cukup, guna menghindari kelelahan, dehidrasi, hingga heatstroke.

Gejala seperti pusing, keringat berlebihan, lemas, hingga kehilangan kesadaran bisa terjadi akibat suhu tubuh yang meningkat drastis.

Guna mencegah hal ini, pekerja sebaiknya mengenakan pakaian yang ringan namun melindungi, menggunakan topi atau helm pelindung, serta mengatur jadwal istirahat di tempat yang teduh.

Selain itu, konsumsi air yang cukup dan elektrolit sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mencegah dampak buruk dari paparan panas ekstrem.

6. Kebisingan Berlebih

Pekerja yang menggunakan alat pemecah batu (terutama yang berbasis mesin) tanpa perlindungan pendengaran berisiko mengalami kerusakan pendengaran akibat kebisingan tinggi. 

Paparan suara yang terlalu keras dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, seperti tinnitus (denging di telinga) atau bahkan kehilangan pendengaran permanen.

Untuk mengurangi risiko ini, pekerja disarankan menggunakan pelindung telinga seperti earplug atau earmuff yang dirancang khusus untuk meredam kebisingan.

Kesimpulan

Pekerjaan memecah batu gunung memiliki tingkat risiko yang tinggi dan dapat membahayakan keselamatan serta kesehatan pekerja.

Penting bagi pekerja untuk mewaspadai berbagai bahaya, seperti cedera akibat pecahan batu, gangguan pernapasan dari debu, kecelakaan saat menggunakan alat kerja, risiko tertimpa batu, kelelahan akibat cuaca ekstrem, serta paparan kebisingan berlebih.

Untuk mengurangi risiko tersebut, pekerja harus menggunakan alat pelindung diri, mengikuti prosedur keselamatan, dan memastikan waktu istirahat yang cukup.

Dengan memahami potensi bahaya dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat, pekerja dapat bekerja dengan lebih aman serta menghindari kecelakaan fatal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *