Proses Pembuatan Biji Plastik dan Perbedaan

Proses pembuatan biji plastik, plastik adalah bahan yang umum digunakan dalam berbagai industri dan kehidupan sehari-hari. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa plastik sebenarnya dibuat melalui proses produksi yang kompleks dan dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Artikel ini akan membahas proses pembuatan biji plastik dan dampaknya terhadap lingkungan.

Proses Pembuatan Biji plastik

1. Ekstraksi Bahan Baku

Bahan baku untuk pembuatan plastik biasanya berasal dari minyak bumi atau gas alam. Proses ekstraksi dilakukan untuk mengumpulkan bahan mentah yang diperlukan.

2. Pengolahan Bahan Baku

Bahan baku yang diekstraksi kemudian diolah secara kimia melalui serangkaian reaksi dan proses pengolahan. Salah satu metode yang umum digunakan adalah pemisahan fraksional, di mana komponen bahan baku dipisahkan berdasarkan suhu dan tekanan.

3. Polimerisasi

Tahap berikutnya adalah polimerisasi, di mana molekul-molekul bahan baku diubah menjadi polimer. Proses ini melibatkan pemanasan dan penambahan katalis untuk memicu reaksi kimia yang mengubah struktur molekul.

4. Pembentukan Biji Plastik

Setelah proses polimerisasi, polimer yang dihasilkan dalam bentuk cairan kental kemudian dicetak menjadi biji plastik menggunakan metode seperti ekstrusi atau cetakan injeksi. Biji plastik ini kemudian dikemas dalam bentuk butiran atau pellet untuk distribusi lebih lanjut ke industri plastik.

Apa perbedaan biji plastik original dan biji plastik daur ulang?

Terdapat dua jenis bahan biji plastik, yakni biji plastik original dan biji plastik daur ulang. Perbedaan dari keduanya adalah terletak pada bahan dasar pembuatannya.

Biji plastik original adalah biji plastik yang berasal dari minyak bumi. Berbeda dengan biji plastik daur ulang yang dibuat dari limbah plastik. Bila dibandingkan dari segi kualitasnya, biji plastik original lebih tinggi dibanding biji plastik daur ulang karena menggunakan bahan baku baru.

Akan tetapi, biji plastik original memerlukan bahan baku sumber daya alam yang sangat banyak, dimana berpengaruh terhadap lingkungan. Lain halnya dengan biji plastik daur ulang yang lebih ramah lingkungan dan mampu meminimalisir limbah plastik.

Contoh penggunaan biji plastik daur ulang

Dilansir Tide Ocean Material, di bawah ini beberapa contoh penggunaan biji plastik daur ulang menjadi produk berbahan plastik.

1. Seri Maurice Lacroix Aikon #tide

Sebuah produsen jam tangan dari Swiss, Maurice Lacroix menciptakan sebuah arloji bernama #tide. Adapun gesper jam tangan tersebut dibuat dari butiran plastik daur ulang.

2. Kacamata dari Planctons

Sebuah perusahaan Swiss, Planctons meluncurkan kacamata ramah lingkungan. Dimana gagang yang digunakan menggunakan plastik yang didaur ulang.

Kelebihan biji plastik daur ulang

Di bawah ini beberapa kelebihan biji plastik daur ulang, yakni:

  • Menghemat sumber daya

Kelebihan yang pertama adalah menghemat penggunaan sumber daya alam atau baru, yaitu minyak bumi. Hal ini karena jenis biji plastik ini menggunakan bahan baku limbah plastik yang sudah ada, sehingga tidak menggunakan sumber daya alam baru.

  • Lingkungan menjadi lebih bersih

Pengolahan biji plastik dari limbah secara tidak langsung meminimalisir sampah dan membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Dengan begitu, cara ini dapat menjaga ekosistem alam secara keseluruhan.

  •  Harga lebih murah

Harga biji plastik daur ulang relatif lebih murah dibandingkan biji plastik original. Hal ini karena biji plastik daur ulang menggunakan bahan baku yang telah ada, proses produksinya lebih murah dan cepat dibanding biji plastik original.

  •  Meminimalisir polusi

Jika sampah plastik berkurang, maka sampah yang tidak terurai juga turut menurun. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi polusi secara signifikan, baik di tanah, udara, maupun di lautan.

Kekurangan biji plastik daur ulang

Meski begitu, biji plastik daur ulang juga memiliki sejumlah kekurangan, antara lain:

  • Biji plastik daur ulang hanya bisa melalui satu tahap recycle, artinya tidak bisa didaur ulang kembali.
  • Struktur molekulnya lebih lemah karena sering diproses ulang.
  • Rentan terhadap zat lainnya yang bisa mengurangi kualitas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *